Bunga Terakhir
Teng. Denting waktu menunjukkan pukul 20.30 WIB. Lampu-lampu lampion di depan gerai toko nampak indah menghiasi jalanan. Riuhnya lalu lalang kendaraan yang memadati kota tak menghalangiku untuk pergi ke toko buku seberang. Sejenak duduk di ruang baca sekedar untuk mengenang momen perjalanan kita. Sejam berlalu aku cuma bisa merutuki takdir beberapa tahun silam.
Tiga tahun sudah, aku masih ingat betul gurat wajahmu yang meneduhkan.
Ditambah senyummu yang membuat siapa saja jatuh hati. Dahulu kita pernah
menghabiskan waktu bersama disini. Masih ku ingat bunga yang acapkali sengaja
kau siapkan di meja ini sebelum kedatanganku. Romantis. Di meja ini pula kita
pernah menyimpul rencana masa depan yang indah bersama.
Namun takdir berkata lain. Tragedi naas itu terjadi padamu di hari
spesial kita. Drrttttt. Derit hanphoneku berbunyi. Tenyata SMS dari adikmu.
Dari : Tasya
Pesan : Mbak Dinar, cepat ke
rumah sakit. Mas Tidar kecelakaan.
Deg. Jantungku serasa diguncang. Keringat dingin di sekujur tubuh.
Panik. Segera memanggil taksi dan menelepon ke rumah. Sayang, sesampainnya aku
di rumah sakit nyawamu sudah tidak tertolong. Bulir air mata tumpah begitu
saja. Aku kehilanganmu. Tidak, aku masih memiliki kenangan yang akan kekal
bersamaku.
Keesokan harinya, setelah pemakamanmu selesai. Ibumu memelukku begitu erat.
Lama sekali. Ia berkata “Nak, terima kasih sudah mau mengenal Tidar beserta
semua kekurangan dan kelebihannya. Dan bunga ini sengaja ia siapkan untukmu di
hari spesial kalian kemarin”. Aku tak dapat menjawab perkataan ibumu dengan suara.
Hanya bisa memeluknya lebih erat. Bunga-bunga itu biarlah menjadi saksi
perjalanan kita. Tidar Aditya, semoga engkau lebih bahagia di pangkuan-Nya.
Kami menyayangimu namun Tuhan lebih mengasihimu.
Ah memori itu tidak sekali dua kali muncul setiap ku mengunjungi
tempat ini. Mengenangnya seorang diri. Tenggelam bersama tumpah ruahnya hujan. Hari
ini tepat di tahun ketiga kepergianmu.
Kringggggg. Nada dering handphone mengejutkanku. Telepon dari ayah. Ku
dapati kabar buruk lagi. Lantas aku bergegas pulang.
***
Post a Comment