Header Ads

PSSTT........


Gadis dengan kacamata itu berjalan disepanjang lorong dengan kepala tertunduk semua menatapnya dengan remeh, kecuali aku. Ia menatap ku kali ini, aku langsung mengalihkan tatapanku, aku takut, sungguh aku melihat apa yang dia lakukan 3 hari yang lalu.
“Brakk” Bunyi sebuah suara dari toilet sekolah
Kulihat seorang gadis cupu dibully oleh genk gadis cantik di sekolahku, aku hanya bisa diam dibilik toilet paling ujung, membiarkan mereka meganiaya gadis itu. Aku tak punya cukup nyali untuk menolongnya.
“Lo tau nggak apa kesalahan lo “ Ucap Jessica gadis berkulit putih dan berbadan proporsioanal itu.
“……” si Gadis cupu hanya diam
“Meta, Sally  Tinggalin gue berdua ama nih bocah cupu” perintah Jessica
Sesaat setelah mereka pergi  aku mendengar Jessica berteriak dan menyumpahi gadis cupu didepannya.
“Lo tau nggak kesalahan lo apa kak ?” ucap Jessica
“Kakak?” ucapku selirih mungkin dahiku mengernyit aku semakin mempertajam pendengaranku.
“Apa sih dek mau kamu? Kakak udah jadi orang cupu biar kamu popular, kakak udah pura – pura bodoh biar kamu yang lebih dipuji mama, apalagi yang kurang dek?” ucap gadis cupu itu, sungguh aku tak tau namanya, karena ia tak pernah mau berbicara dengan siapaun, apalagi denganku yang aneh ini.
“Kurang kak, kurang, karena pada kenyataannya mama tetap lebih sayang lo daripada gue, apasih kak yang mama lihat dari lo? Bukannya kita sama, kita lahir Cuma beda berapa menit sih kak, dan lo dapet segalanya sementara gue nothing” ucap Jessica menggebu – gebu
“Dek, mama juga sayang lo, mama selalu muji lo cantik iya kan” ucap gadis cupu dengan sabar
“Mama muji gue cantik, Cuma buat nyelametin lo kak, biar gue nggak ngapa-ngapain lo kan?” bantah Jessica
“Dek lo mau apa dek ? Dek!” Ucap si gadis cupu, aku mengintip dari sela pintu kulihat Jessica sedang menarik rambut gadis itu menuju kearah wastafel entah apa yang akan dilakukannya,
“Kak, lo mau tau apa yang gue mau ?” ucapa Jessica sendu
“Gue Cuma mau jadi lo kak, disayang mama, punya temen temen yang tulus sayang sama lo dan,,”
“Bukannya temen lo lebih banyak dari gue Jess? “ ucap gadis cupu itu memotong perkataan Jessica
“Temen? Bullshit, mereka semua deket ama gue cuma biar popular aja kak “ ucap Jessica dengan nada marah.

            Seseorang menepuk punggungku, sedikit membuyarkan lamunanku tentang kejadian 3 hari lalu.
“Fe jangan kebanyakan bengong, kamu udah denger gossip terbaru nggak? “ ucap Ranti teman sebangkuku yang ratu gossip ini.
“Gosip apaan?” ucapku malas
“Jessica, si queen bee itu meninggal, mustahil banget kan ya? Tapi ini beneran loh, mayatnya ditemuin di toilet sekolah, kayaknya kepalanya terbentur wastafel, banyak berceceran darah gitu.” Ucap Ranti cerewet
“lo tau darimana, kali aja itu  bukan Jessica” ucapku menguatkan pendapatku
“Lah, ni anak ngeyel banget, jelas – jelas polisi ama keluarganya udah ngidentifikasi kalau itu Jessica” ucap Ranti yakin.

            Aku tak percaya dengan apa yang diucapkan Ranti, tak akan pernah, karena aku yang berada disana melihat dengan mata kepalaku sendiri apa yang terjadi,
“Temen? Bullshit, mereka semua deket ama gue cuma biar popular aja kak “ kata – kata Jessica kembali terdengat ditelingaku membuatku tidak bisa menghilangkan pikiran dari kejadian itu.
“Akh” Bunyi seseorang memekik kesakitan, suara itu berasal dari gadis cupu itu, aku melihat Jessica membenturkan kepala gadis itu ke wastafel, tapi aku melihat tangannya telah memakai sarung tangan, mungkin ia sudah merencanakan ini semua.
“Lo tau kak, gue masih terima saat mam a lebih sayang lo ketimbang gue, gue terima saat mama dan papa cerai mereka bahkan rebutan lo, gue juga terima saat setiap tahun lo jadi juara kelas, punya temen banyak, tapi kenapa kak, kenapa saat gue lebih popular dari lo, temen gue banyak . tapi, gue tetep kalah kak, temen gue palsu semua, kasih sayang mama ke gue palsu semua, bahkan kak Daffa lebih milih lo daripada gue” ucap Jessica sendu sambil menangis.
“Maaf dek gue gak tau kalau lo…Akh” Belum sempat si Cupu menyelesaikan kalimatnya Jessica sudah membenturkan kembali kepala si Cupu Ke wastafel, membuatnya tidak tersadar
“Lo gak perlu minta maaf kak, gue gak butuh, yang gue butuhin cuma ganti peran sama lo, gue jadi lo yang masih hidup dan lo jadi gue yang terbuang “ tawa Jessica ia terus membenturkan kepala gadis itu hingga tak ada nafas yang terdengar dari hidung gadis itu, Jessica seperti telah mempersiapkan segalanya. Ia mendadani gadis cupu itu dengan begitu cantik, dan mereka benar- benar mirip, Jessica kemudian keluar dan menundukkan diri, meiru acting gadis itu sungguh luar biasa.
“Eh loh ngelamu mulu” Ranti kembali menepuk bahuku, membuyarkan  ingatanku lagi
“Ran lo ngerasa nggak kalau Si Cupu yang agak beda” ucap ku pelan – pelan pada Ranti agar tidak terdengar oleh si Cupu yang berada di ujung kelas, kami sekelas, aku, Ranti dan SI Cupu,.
“Apaan sih nggak ada yang aneh, gue mau ke kantin lo mau nitip ?” ucap Ranti
“Nggak deh Ran, gue ngantuk , gue mau tidur” ucapku dan Rani akhirnya pergi.
           
Aku tertidur sekitar berapa menit sampai kurasakan ada seseorang mengetuk bangkuku.
“AAAAAAA! “ Sontak aku terkejut, ternyata si Cupu yang berada didepanku, ia tersenyum miring
“Fera Handayani,  si gadis pengecut yang hanya berani bersembunyi dibalik bilik kamar mandi” ucap si cupu dengan seriangaian tajam. Aku menatapnya takut, berharap ada yang menolongku.
“Evelyn! Apa kau didalam kelas ?” ucap seorang laki – laki tampan yang kini kepalanya menyembul kedalam pintu kelas. Evelyn aku baru tau nama si Cupu yang asli
“Kak Dafa, tunggu diluar sebentar aku masih belum selesai meminjam catatan “ ucapnya manis
“Jessica aku mohon maafkan aku, aku janji tidak akan membocorkan rahasiamu pada siapapun” ucapku memohon
“Wah…ternyata dugaanku benar bahwa kau memang mengetahui siapa aku “ ucapnya tersenyum miring
“ Bu..Bukan begitu Evelyn, hanya saja…” ucapanku terpotong saat ia mulai mendekat membuatku terdorong sampai jendela kelas yang lebar ini.
“Kau tau Fera,aku akan memenuhi satu keinginanmu” ucap Jessica dengan seringaian
“ke..ke..keinginanku yang mana?” ucap ku terbata
“Tidur dengan tenang” ucapnya, dan hal yang terakhir kuingat adalah aku merasa seperti melayang, wajah gadis berkacamata itu tetap menakutkan.

            Aku bangun, kurasakan tubuhku berat sekali, tulangku terasa remuk, dan mataku berat untuk kubuka, kuliat sekuur tubuhku penuh dengan perban. Ranti mengahmpiriku.
“Fera!! Untunglah kau sudah siuman, kau tau berapa lama kau koma?” ucapnya cerewet
“Ranti “ ucapku susah payah
“Iya, aku akan menceritakan kalau kau koma 5 bulan, kau tau sekolah kita jadi serem, masak sudah ada dua kejadian menyeramkan, kau yang jatuh dari lantai 2 kelas kita, dan Reni yang meninggal karena tabrak lari didepan sekolah” ucap Ranti cerewet
“Reni sahabatnya si Daffa Fer” mungkin dia menangkap kebingunganku sehingga ia menjelaskannya
“Ou iya, Daffa mau kemari katanya “ Ucap Ranti
“Ngapain?” Ucapku susah payah
“Njengukin mantan yang baru siuman lah, siapa tau kalian bisa CLBK ahahahhaa” ucap Ranti
Dan kulihat Daffa sedang berada di pintu ditemani gadis cupu yang dari padngannya seperti ingin mengulitiku hidup – hidup. Ia berjalan ke arahku dan bertanya lembut, tapi pandangan mengintimidasi terlihat jelas dimatanya.
“Kak ini aku bawain apel biar kakak tenang tidurnya” seketika itu aku langsung ketakutan, tapi Ranti dan Daffa malah tersenyum melihat perkataan gadis itu.
“Kau memang malaikatku,gadisku ” ucap Daffa sambil melirik kearahku
“Malaikat berhati iblis “ gumamku pelan, tapi sepertinya Evelyn mendengarnya ia memandangku dengan sangat tajam.

No comments

Powered by Blogger.